Nikmati liburan selama dua hari satu malam dengan kegiatan-kegiatan yang lebih seru di Kampong Wisata Temenggungan (KAWITAN). Bagi pecinta seni dan budaya sangat cocok apabila waktu liburannya diisi dengan lebih mengenal seni dan budaya tradisi Banyuwangi bersama sahabat, keluarga, pasangan, ataupun sendirian sekalipun. Kegiatan dibuka pada pagi hari dengan meeting point di balai kelurahan Temenggungan untuk melakukan serah terima pengunjung oleh ketua adat Kawitan sekaligus menikmati jamuan makan pagi menu tradisional Khas Wisata Banyuwangi. Sebelum pengunjung dikenalakan bagiamana Kampong Wisata Temenggungan itu sendiri, pengunjung dipersilahkan melakukan chek in di penginapan yang sudah di pesan sendiri, ataupun di homestay-homestay yang tersedia di area Temenggungan. Karena, di Temenggungan sendiri sekarang telah tersedia penginapan bagi tamu-tamu yang datang dengan suasana rumah tradisional. Selepas itu, pengunjung akan diajak mengelilingi kampung untuk diperkenalkan bagaimana suasana dan interaksi sehari-hari dari masyrakat Temenggungan. Lalu, sepanjang perjalanan juga, pengunjung akan dikenalkan dengan rumah-rumah kuno maupun rumah-rumah Osing yang hingga saat ini masih dapat dijumpai di Temenggungan. Pada dasarnya, Temenggungan merupakan daerah tertua di Banyuwangi, sehingga masih banyak dijumpai rumah-rumah era kolonial yang digunakan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat.
Setelah melihat bagaimana atmosfer dari Kampong Wisata Temenggungan, pengunjung akan diajak berkunjung ke salah satu tempat bersejarah yang beberapa masyarakat baik dari Banyuwangi ataupun luar Banyuwangi sudah mengenalnya, yakni “Sumur Sri Tanjung”. Sumur Sri Tanjung merupakan tempat bersejarah bagi Kota Banyuwangi, karena sumur ini dipercaya menjadi cikal-bakal munculnya nama Banyuwangi (“banyu” artinya “air” dan “wangi” artinya “harum”), hal ini terkait pula dengan legenda Putri Sri Tanjung dan Patih Sidopekso. Sampai pada hari ini, sumur ini ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin merasakan khasiat dari air sumur tersebut, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa apabila air tersebut digunakan untuk berwudhu, cuci muka, atau mandi sekalipun dapat membuat awet muda dan menolak bala. Setelah dari Sumur Sri Tanjung, pengunjung akan diajak mampir ke salah satu tempat produksi pembuatan batik khas Banyuwangi, di tempat tersebut pengunjung dapat melihat bagiamana lembaran-lembaran kain diproses baik secara tradisional maupun modern menjadi kain bermotif yang indah sekaligus membeli kain batik tersebut sebagai buah tangan khas dari Temenggungan. Selain menjadi salah satu daerah yang berpotensi dengan sejarah dan heritage nya, Temenggungan dahulunya sangat terkenal dengan sentra industri batiknya, sehingga banyak masyarakat juga yang menyebut kampung Temenggungan adalah kampung batik. Salah satu motif batik asal Temenggungan yang saat ini menjadi icon batik Banyuwangi adalah motif Gajah Oling. Perjalanan akan dilanjutkan menuju rumah peninggalan Bupati Banyuwangi ke-5 yaitu Raden Tumenggung Pringgo Kusumo, rumah tersebut saat ini masih dihuni oleh keturunan-keturunannya yang masih menjaga keaslian rumah bersejarah tersebut. Meskipun ada beberapa bagian rumah yang telah mengalami renovasi, namun pengunjung masih dapat melihat bagian-bagian rumah yang masih sama seperti aslinya dahulu, selain itu pengunjung juga dapat melihat barang-barang peninggalan dari Pringgo Kusumo.
Puas berwisata sejarah, pengunjung akan kembali menuju area Sekardalu untuk makan siang, menu-menu tradisional Banyuwangi yang beranekaragam dapat menjadi pilihan bagi pengunjung, seperti sego tempong yang terkenal dengan sambalnya yang pedas, sego janganan, pecel rawon, aneka rujak, bahkan aneka jajanan tradisional Banyuwangi juga dapat dijumpai di Temenggungan. Setelah makan siang, pengunjung diberi waktu untuk istirahat dan sholat sebelum kegiatan dilanjutkan dengan berekreasi di Pantai Boom Banyuwangi. Pantai Boom ini terletak kurang lebih 1 KM dari Kampong Wisata Temenggungan, pengunjung dapat menempuh jarak tersebut selama kurang lebih 5 menit menggunakan sepedah motor atau mobil, namun bagi pengunjung yang hobi olahraga juga dapat berjalan kaki menuju pantai tersebut dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Disana, pengunjung tidak hanya menikmati suasana pantai saja, namun diajak untuk memainkan sebuah layangan raksasa “Penari Gandrung” yang merupakan hasil karya dari masyarakat Temenggungan itu sendiri. Layang-layang raksasa tersebut pernah meraih juara 2 dalam lomba layangan yang juga diadakan di Pantai Boom. Ada pula layangan raksasa 3 dimensi yang berbentuk “Omprog (topi penari gandrung)”, dimana layangan unik ini yang meraih juara pertama dalam lomba tersebut. Ketika waktu sudah menunjukkan semakin petang, pengunjung kembali pulang ke Homestay untuk beristirahat sejenak, membersihkan badan sebelum nantinya akan melanjutkan kegiatan kembali. Pada malam harinya, dengan durasi kurang lebih 2,5 jam pengunjung akan dikenalkan dengan tarian tradisional Banyuwangi, seperti Gandrung, Barong Banyuwangi, Pitik-pitikan, dan lain sebagainya. Pengunjung tidak akan hanya menjadi sebagai penonton, namun dilatih untuk dapat menari tarian tradisional tersebut. Selama proses pembelajaran, pengunjung akan mendapat peralatan belajar oleh pelatih yang berasal dari masyarakat Temenggungan. Kampong Wisata Temenggungan juga terkenal dengan potensi seni dan budaya yang dimiliki, Sebagian masyarakatnya selain pamdai dalam menari juga lihai dalam bermain musik, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan hingga yang berusia diatas 50 tahun.
Baca juga Paket Wisata Edukasi Banyuwangi
Puas berlatih menari, pengunjung dipersilahkan kembali ke homestay untuk beristirahat. Karena keesokan harinya setelah makan pagi, pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB pengunjung akan diajak belajar membatik, dimana ini sebagai bentuk pelestari budaya yang ada di Temenggungan. Semua peralatan belajar juga akan disediakan dari pihak pelatih, sehingga pengunjung tinggal mengikuti proses pembelajaran saja. Setelah kelas membatik selesai, pengunjung diberi waktu untuk istirahat dan makan siang sebelum pada pukul 14.00 WIB pengunjung akan mengikuti kelas belajar musik. Pengunjung akan berlatih memainkan alat-alat musik tradisional seperti Gamelan, Angklung, atau Patrol. Tidak hanya belajar memainkan saja, namun pengunjung juga akan merasakan bagimana selepas mengikuti kelas musik pengunjung akan bermain musik bersama atau berkolaborasi dalam satu pentas seni dengan pelatih ataupun seniman-seniman lain dari masyarakat Temenggungan, sehingga keseruan dan kegembiraan akan dirasakan oleh pengunjung. Selesai melaksanakan pentas kolaborasi, pengunjung akan kembali ke homestay untuk persiapan check out dan mengakhiri liburannya selama dua hari satu malam di Kampong Wisata Temenggungan (KAWITAN).