Seni Angklung Caruk berasal dari jenis kesenian Legong Bali. ” Caruk ” dalam bahasa Using berarti ” temu “, Kata dasar itu bisa diucapkan ” Kecaruk ” atau ” Bertemu “, Kata ” Angklung Caruk ” artinya adalah dua kelompok kesenian angklung yang dipertemukan dalam satu panggung, saling beradu kepandaian memainkan alat musik berlaras pelog itu, dengan iringan sejumlah tembang Banyuwangian tujuannya untuk memperebutkan gelar sebagai group kesenian angklung yang terbaik, Meski tidak ada aturan secara tertulis, kedua kelompok kesenian itu sejak puluhan tahun sudah memahi aturan yang menjadi kesepakatan, Sehingga, mereka tidak ada yang curang, tidak ada yang marah saat kurang mendapatkan respon atau aplaus dari penonton.tidak hanya angklung saja dalam seni musik ini tetapi ada juga music lainya seperti Gendang, peking, kethuk dan gong .
Kecepatan irama musik dan lagu-lagu yang dimainkannya sangat dipengaruhi oleh nuansa musik angklungritmis dari Bali, Namun dalam kesenian ini terdapat juga perpaduan antara nada dan gamelan slendro dari Jawa yang melahirkan kreativitas estetik, Dalam pertunjukan seni angklung caruk juga disajikan beberapa tarian yang biasanya dimainkan oleh penari laki-laki.
Angklung Caruk
Makna tersembunyi yang terdapat di dalam Angklung Caruk demikian tinggi untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat, Pertunjukan Angklung Caruk mengajarkan kepada kita bagaimana makna kebersamaan dan sportivitas dalam sebuah perlombaan, Menerima kekalahan dan kemenangan dalam pertunjukan Angklung Caruk juga mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus bisa mengakui kekurangan diri sendiri dan kelebihan orang lain. Selain itu semangat pantang menyerah dalam melestarikan kebudayaan daerah dapat kita contoh dalam kesenian ini, Karena nilai-nilai yang terkandung dalam Angklung Caruk begitu tinggi, maka kesenian tersebut patut untuk terus dilestarikan.
Jadi, menjadi tugas tersendiri bagi masyarakat Banyuwangi untuk terus melestarikan Angklung Caruk. Masyarakat Banyuwangi harus lebih bersemangat dalam melestarikan dan menjaga keberadaan Angklung Caruk yang kini mulai dilupakan oleh wong Osing.Dalam satu pertunjukan kita dapat melihat berbagai kebudayaan budaya dari Jawa Timur, Wah benar-benar membuat kita semakin cinta budaya Indonesia ya.