Apa itu Kampong Wisata?
Kampong Wisata atau Desa wisata adalah sebuah kawasan kampung atau pedesaan yang memiliki karakteristik khusus yang menarik untuk menjadi tujuan wisata. Karakteristik khusus di sini maksudnya adalah adanya sesuatu yang unik dan khas, yang tidak bisa dijumpai di tempat lain, misalnya adanya seni tradisi dan budaya yang relatif masih asli, adanya alam yang indah, adanya potensi sejarah serta cagar budaya, adanya aktifitas keseharian masyarakat yang unik, seperti pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain-lain.
Apa saja yang menjadi syarat kampong wisata?
- Ada yang dilihat: pemandangan alam, bangunan kuno, kesenian dan budaya, aktifitas masyarakat yang unik
- Ada yang dikerjakan: belajar membatik, belajar main musik, belajar memasak, belajar memahat, belajar melukis
- Ada yang dinikmati: makanan, kesenian, keramah-tamahan warga, pelayanan seperti kawan
- Ada yang dibeli: kerajinan, oleh-oleh makanan lokal
- Ada fasilitas penunjang: tempat menginap, persewaan mobil-sepeda motor- sepeda, tur operator, tempat pemesanan tiket pesawat-kereta api-travel, laundry, tempat makan, warung kopi, warnet, counter pulsa hp, toko kelontong, klinik kesehatan/ dokter, dll
- Ada ciri khas lokal: rumah tradisional, asesoris tradisional, dll
Dari kesemua syarat-syarat kampong wisata tersebut, sebagian besar sudah ada di kelurahan Temenggungan, tinggal dikemas, ditata, dimanagerial, dan dipublikasikan. Beberapa hal seperti fasilitas penunjang yang belum ada, tinggal dilakukan pengadaannya, atau mengemas ulang dari yang sudah ada sebelumnya.
Mengapa perlu dikembangkan Kampong Wisata?
Ketika sebuah kampung atau desa sudah memiliki banyak potensi seperti yang sudah dijelaskan pada syarat kampung wisata, maka pengembangan Kampong Wisata itu menjadi sebuah potensi yang menarik untuk dikerjakan. Pariwisata berbasis pengelolaan oleh masyarakat desa, akan membuat masyarakat menjadi pelaku aktif pariwisata dan tidak hanya menjadi penonton saat pariwisata di suatu daerah berkembang.
Biasanya ketika sebuah daerah mulai berkembang menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, maka banyak pelaku-pelaku bisnis akan berminat untuk berinvestasi di daerah tersebut. Para investor akan berlomba-lomba membeli tanah atau rumah dari warga sekitar lokasi destinasi, mereka akan membangun hotel, membuka bisnis-bisnis pariwisata, dan lain-lain. Seringkali warga tergiur untuk menjual tanah dan asetnya untuk mendapatkan uang besar dalam waktu cepat, kemudian mereka menggunakan uang hasil penjualan tanahnya untuk beli rumah baru, beli kendaraan, beli barang-barang konsumtif, dan akhirnya habislah uangnya. Tanah miliknya dulu yang sudah berpindah tangan dibangun jadi hotel, dan hotel ini dalam waktu singkat akan menghasilkan keuntungan berkali-kali lipat dari harga tanah yang investor bayarkan kepada warga pemilik tanah.
Akhirnya masyarakat lokal hanya jadi penonton saat pariwisata berkembang, mereka yang mendapat untung besar adalah para investor, yang biasanya bukan berasal dari daerah situ, bahkan bisa jadi mereka berasal dari luar negeri. Sehingga keuntungan besar dari bisnis pariwisata tersebut akan menjadi ‘capital flight’, uang yang ‘terbang keluar daerah’, tidak dinikmati langsung oleh masyarakat setempat.
Karena itu konsep pariwisata berbasis pengelolaan oleh masyarakat desa/kampung, menjadi sebuah solusi, agar hasil rejeki keuntungan yang didapat dari bisnis pariwisata bisa langsung didapatkan dan dinikmati oleh masyarakat lokal. Sebagai gambaran, bila di sebuah kampung terdapat potensi pariwisata, dan ada banyak homestay yang dikelola oleh masyarakat, maka akan banyak wisatawan menginap di kampung tersebut. Selain menginap, wisatawan juga membutuhkan makan yang bisa disediakan oleh warung-warung sekitar homestay, butuh minum kopi, butuh belanja kebutuhan sehari-hari (seperti sabun, sikat gigi, shampoo, sandal, handuk, rokok, dll), butuh sewa sepeda motor atau mobil, butuh laundry, butuh suvenir serta oleh-oleh, dan lain-lain. Bila semua kebutuhan tersebut bisa disediakan oleh warga-warga kampung, di mana setiap warga punya satu usaha yang menunjang satu kebutuhan wisatawan, maka perekonomian akan berputar dengan pesat di dalam lingkungan kampung itu sendiri, dan hasilnya akan bisa dinikmati langsung oleh warga.