Blue fire Kawah Ijen Banyuwangi adalah fenomena alam api biru di Kawah Ijen Banyuwangi yang sangat terkenal dan mengantarkan popularitas gunung di ujung paling timur Pulau Jawa ini ke seluruh dunia. Wisata Kawah Ijen Banyuwangi kini setiap harinya ramai dikunjungi ratusan bahkan ribuan wisatawan lokal maupun turis mancanegara.
Fenomena api biru Kawah Ijen hanya ada 2 di dunia. Satu di Banyuwangi, dan yang satu lagi berada di negara Islandia (Iceland). Demikian informasi yang senantiasa disuguhkan berbagai media dan alat-alat promosi tentang wisata Banyuwangi.
Fenomena blue fire di dunia yang ada di Kawah Ijen menjadi tema promosi andalan pada brosur-brosur, iklan pariwisata, tulisan di berbagai media cetak dan media online, tulisan di berbagai website operator pariwisata, dan di berbagai alat promo wisata Banyuwangi yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.
Bahkan pada pidato-pidato resmi di berbagai event dan forum, Bupati Banyuwangi juga sangat sering menyampaikan keunggulan Kawah Ijen dengan fenomena blue fire di dunia yang hanya ada di Banyuwangi dan di Islandia ini. Kita bisa saksikan pernyataan Bupati Banyuwangi tentang blue fire Kawah Ijen ini di berbagai video yang bertebaran di Youtube.
Namun sejak lama sebenarnya ada sebuah pertanyaan yang cukup mengganjal. Benarkah api biru Kawah Ijen hanya ada 2 di dunia..? Seberapa valid informasi yang selama ini selalu disebarluaskan tentang fenomena api biru Kawah Ijen ini..?
Benarkah Ada Blue Fire di Islandia?
Sebagai orang yang terbiasa menulis dengan basis jurnalistik, sekaligus menekuni dunia internet marketing, khususnya di bidang search engine optimization (SEO), saya merasa cukup tergelitik untuk menelusuri keakuratan informasi tentang blue fire Ijen ini.
Baca juga: Keindahan Alam Wisata Kawah Ijen
Ketika saya mengetik di mesin pencari Google dengan kata kunci “blue fire Iceland (Islandia)”, maupun kata kunci terkait (blue flame, blue lava, blue volcano), ternyata tak satupun muncul informasi mengenai keberadaan fenomena alam api biru di negara Islandia seperti yang ada di Ijen.
Bahkan lucunya, ketika saya ketik kata kunci “blue fire Iceland” di mesin pencari Google milik negara Islandia, yaitu www.google.is, beberapa informasi yang tampil adalah Blue Fire Roller Coaster, sebuah wahana permainan roller coaster yang dibangun perusahaan Mack Rides, berada di area wahana negara Islandia, di taman wisata Europa-Park. Taman wisata ini berada di kota Rust, Jerman.
Saya buka halaman demi halaman Google Islandia, tak juga ketemu. Dengan Google Translate saya translasikan kata-kata “blue fire, blue flame, blue lava, blue volcano” ke bahasa Islandia, hasilnya adalah “blár eldur, blár logi, blár hraun, blár eldfjall”, lalu kata-kata itu satu-persatu saya masukkan kembali ke mesin pencari Google Islandia. Hasilnya juga tetap nihil.
Rasanya tak masuk akal, jika memang ada blue fire di Islandia, tapi fenomena alam yang sangat langka ini sampai tidak bisa ditemukan di website-website Islandia. Padahal Islandia mempunyai tagline promosi “The Land Of Fire and Ice”, aneh bila mereka tak mempromosikan blue fire.
Sampai di sini saya berkesimpulan, bahwa promo wisata Banyuwangi tentang Blue Fire Kawah Ijen yang katanya hanya ada dua di dunia ini jelas tidak valid. Memang seolah-olah ini hal sepele, namun bisa dipastikan bahwa info yang tidak akurat ini sekarang tentu telah menjadi kesalahan massal.
Bagaimana tidak, di mesin pencari Google, bila kita ketik kata kunci “blue fire kawah ijen dan islandia”, maka akan muncul di bawah kotak pencarian sebuah keterangan “sekitar 17.800 hasil”. Artinya ada sekitar 17.800 halaman website di dunia maya yang mencantumkan kata kunci “blue fire kawah ijen dan islandia” di dalam tulisannya.
Untuk kata kunci “blue fire gunung ijen dan islandia” ada sekitar 11.700 hasil, kata kunci “blue fire ada di kawah ijen islandia” ada sekitar 8.780 hasil, kata kunci “api biru ada di kawah ijen dan islandia” ada sekitar 6.940 hasil, kata kunci “api biru ada di ijen dan islandia” ada sekitar 8.170 hasil.
Info Blue Fire Kawah Ijen Hoax…?
Sangat disayangkan, betapa lemahnya informasi dan keakurasian data kita, baik data di pemerintahan, di para pelaku pariwisata, di berbagai media lokal, regional, bahkan nasional, sampai-sampai info tentang Blue Fire Kawah Ijen yang menjadi salah satu icon kebanggaan Banyuwangi saja ternyata tidak valid.
Saya juga tidak paham, apakah info yang salah ini (dalam konteks sekarang telah menjadi kesalahan massal) termasuk dalam kategori hoax, atau berita bohong, ataukah bisa mendapat permakluman bahwa ini hanya sebagai sebuah kekeliruan kecil belaka?
Masih hangat di ingatan kita, beberapa waktu yang lalu telah dideklarasikan gerakan Masyarakat Anti Hoax dan Berita Bohong, yang diprakarsai Menteri Komunikasi dan Informatika RI. Sehingga rasa-rasanya sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk ikut meluruskan informasi yang salah ini.
Dengan keprihatinan atas tidak validnya info tentang blue fire tersebut, saya kembali membuka berbagai referensi yang saya miliki, dan mencoba berburu informasi-informasi baru. Dengan harapan semoga ada referensi yang lebih akurat mengenai destinasi kebanggaan Banyuwangi ini.
Berburu Foto Blue Fire Kawah Ijen
Ketika pencarian informasi di Google berbasis kata kunci ternyata tidak membuahkan hasil, maka kita perlu mencari cara lain, yaitu pencarian berbasis image (foto atau gambar), dengan tetap menggunakan mesin pencari Google.
Saya melakukan googling dengan fasilitas pencarian image (gambar)di Google, dengan mengetik kata kunci “blue fire Kawah Ijen”. Hasil pencarian Google menampilkan banyak foto-foto blue fire.
Setelah memperhatikan dengan seksama hasil pencarian foto-foto yang menurut saya relevan, ternyata cukup banyak foto-foto yang sama. Artinya ada foto-foto yang sama yang banyak digunakan oleh para pembuat web. Saya download puluhan foto-foto blue fire yang sering digunakan orang ini.
Hal serupa saya lakukan juga untuk kata-kata kunci yang lain, yaitu “blue flame Kawah Ijen, blue lava Kawah Ijen, blue volcano Kawah Ijen”. Saya ketikkan kata-kata kunci tersebut di kotak pencarian image di Google.
Hasilnya, pada semua kata-kata kunci tersebut, ternyata cukup banyak kesamaan foto-foto hasil pencarian Google. Artinya, bahwa sumber foto awal tentang blue fire Kawah Ijen ini sebenarnya tidak terlalu banyak, total hanya ada 57 foto. Kemudian foto-foto ini dipakai kembali oleh ratusan atau bahkan ribuan pembuat web yang membuat posting tentang blue fire Kawah Ijen.
Foto Blue Fire Kawah Ijen Asli
Langkah selanjutnya adalah mencari web mana yang pertama kali memposting foto-foto yang banyak dipakai orang tersebut. Tetap dengan menggunakan layanan pencarian image pada mesin pencari Google.
Pada kotak pengetikan pencarian, klik gambar kamera di sebelah kanan, maka akan muncul tulisan “Telusuri gambar, Telusuri Google menggunakan gambar, bukannya teks. Coba seret gambar ke sini”, dan ada pula pilihan “Tempel URL gambar“ dan “Unggah gambar”.
Kemudian saya seret satu foto dari koleksi foto blue fire yang sudah saya download tadi, dari folder di windows explorer diseret ke kotak pencarian, atau bisa juga dengan cara mengunggah file foto memakai layanan “Unggah gambar”.
Beberapa saat kemudian muncul hasil pencarian berupa web-web apa saja yang menggunakan foto yang sama dengan foto saya, dan gambar-gambar yang mirip secara visual dengan foto saya. Tinggal ditelusuri halaman demi halaman hasil pencarian Google, dicari web-web mana yang sudah lama.
Untuk mengecek web mana yang umurnya lama, caranya dengan memasukkan alamat web yang akan dicek ke www.whois.domaintools.com atau www.centralops.net. Atau bisa juga dengan cara meng-install toolbar ClearWebStats atau SEOquake di browser Google Chrome atau Mozilla kita.
Cara serupa akan dilakukan pula untuk satu-persatu foto lain yang sudah saya download. Saya prioritaskan dimulai dari foto-foto blue fire yang terbanyak dipakai orang.
Kenyataan memang tak seindah dan tak semudah teori. Proses ini ternyata butuh waktu lama. Karena ternyata begitu banyak web yang menggunakan foto-foto tersebut, sulit juga menemukan di web mana foto-foto itu paling awal diposting.
Minta Bantuan Google Perancis
Di tengah proses melelahkan itu, saya teringat, bahwa wisata Kawah Ijen Banyuwangi semula banyak dipopulerkan oleh orang Perancis. Kawah Ijen mulai banyak dikenal dunia setelah terbitnya buku “À l’assaut des volcans, Islande, Indonésie”, pada tahun 1975, yang merupakan publikasi hasil penelitian Maurice dan Katia Krafft, ahli vulkanologi dan geologi dari Perancis, yang meneliti Kawah Ijen pada tahun 1971.
Untuk mengetahui siapa Maurice dan Katia Krafft, silahkan baca: Orang yang pertama kali memperkenalkan Kawah Ijen Banyuwangi pada dunia
Sekitar awal tahun 1999, sebuah program acara TV berjudul Ushuaïa Nature yang sangat digemari di Perancis dan negara-negara berbahasa Perancis seperti Swiss, Belgia dan Quebec , Kanada, menampilkan tayangan penjelajah alam Nicholas Hulot, dan ahli vulkanologi Jacques-Marie Bardintzeff, mereka beraktifitas di kawah Ijen, termasuk berperahu di danau asam Kawah Ijen.
Pada tahun 2010, salah satu acara Reality Show tentang perlombaan keliling dunia berjudul “Peking Express” yang sangat populer di negara-negara berbahasa Perancis, juga melakukan syuting di Kawah Ijen.
Dari situ saya terinspirasi untuk menelusuri foto-foto blue fire Kawah Ijen melalui layanan pencarian image dari Google milik Perancis, yaitu www.google.fr. Tetap dengan teknik pencarian yang sama, tapi menggunakan web Google Perancis.
Hasil pencarian melalui mbah Google milik negeri menara Eiffel ini ternyata memuaskan. Cukup banyak foto blue fire Kawah Ijen yang selama ini banyak dipakai web-web wisata Indonesia, ketemu sumber awalnya, yaitu berasal dari web Perancis www.oliviergrunewald.com.
Setelah saya pelajari, ternyata situs ini adalah milik Olivier Grunewald, fotografer spesialis fotografi satwa liar dan fenomena alam gunung berapi. Foto-fotonya sudah banyak menghias berbagai media Perancis dan media internasional, seperti Le Figaro Magazine, GEO, Fitur Great, VOD, BBC Wildlife, Focus, Airone, dan National Geographic.
Blue Fire Ijen Karya Grunewald
Pada tahun 2008, Olivier Grunewald dan Etienne Régis, Presiden SVG (Vulkanologi Society of Geneva) mendengar tentang adanya fenomena alam blue fire Kawah Ijen Banyuwangi, kemudian datanglah mereka untuk pertama kalinya ke Kawah Ijen.
Tahun 2013, Olivier Grunewald dan Etienne Régis datang kembali ke Kawah Ijen bersama tim. Mereka menghabiskan 30 malam berada di kawah gunung berapi ini, beraktifitas di tengah gas yang sangat korosif, untuk merekam gambar peristiwa vulkanik yang unik dan kegiatan penambang belerang, untuk diproduksi menjadi film dokumenter.
Filim dokumenter berdurasi 52 menit ini diberi judul “Kawah Ijen – Le Mystère des Flammes Bleues”, dalam versi bahasa Inggrisnya “Kawah Ijen Volcano and the Mystery of the Blue Flames”. Tayangan perdana teaser film ini dirilis pada hari Selasa, 7 Januari 2014, di Ushuaia TV, Perancis.
Dari proses dua kali Olivier Grunewald berkunjung ke Kawah Ijen Banyuwangi ini, tentu tak diragukan lagi kualitas hasil bidikan kameranya. Foto-foto fenomena blue fire Kawah Ijen karyanya segera terpampang di berbagai media Perancis dan media dunia, termasuk di National Geographic, dan tentu di situs www.oliviergrunewald.com miliknya sendiri.
Sangat mungkin, dari foto-foto Grunewald yang dimuat di berbagai media inilah, maka beberapa tahun terakhir ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Kawah Ijen Banyuwangi mengalami peningkatan drastis. Dan tujuannya tentu saja adalah untuk melihat fenomena langka api biru.
Fenomena Blue Fire yang Lain
Namun yang mengejutkan, ternyata dari situs milik Grunewald yang berusia sekitar lima puluh tahun ini, kita bisa menemukan informasi super penting, pijakan awal tentang fenomena alam blue fire di tempat lain, selain blue fire Gunung Ijen Banyuwangi.
Jadi, foto-foto blue fire Ijen yang banyak digunakan orang, yang sudah saya download dari berbagai website ini, ternyata sebagian adalah foto karya Olivier Grunewald. Terutama untuk foto-foto berkualitas bagus. Foto-foto itu ada di menu galeri album foto di situs www.oliviergrunewald.com.
Tapi ada yang unik. Di antara foto-foto itu, terdapat tiga buah foto yang menggambarkan genangan api biru beserta uapnya, di mana foto-foto ini sangat populer banyak digunakan di berbagai halaman web yang menjual wisata atau menceritakan informasi tentang blue fire Kawah Ijen.
Di galeri foto pada situs milik Olivier Grunewald, tiga buah foto ini juga ada, namun ternyata tidak berada pada galeri album foto Kawah Ijen Banyuwangi, melainkan di album foto Ethiopia..!! Judul fotonya “Sulfuric blue flames in Dallol hydrothermal site”, dengan keterangan foto sebagai berikut:
Sulphur dust contained in the soil of the hydrothermal site of Dallol flare up and discharge these characteristic electric blue flames. Blue flames Sulfuric gaz Sulfur Solfatara Sulfur exploitation Dallol Hot waters Pot Concretions Crystals Geyserite Evaporation Lake Salt dome Danakil Depression Ethiopia Afar desert Great African rift Africa Volcanic landscape Volcanology Geology Natural disaster Earth forces Earth creation Living planet.
Jadi benar ada blue fire yang lain…? Blue flame in Dallol…? Danakil Depression Ethiopia Afar desert Great African…? Tempat antah-berantah di manakah gerangan…?
Danakil Depression Ethiopia
Berbekal sepotong info itu, semangat saya kembali bangkit untuk berburu informasi di mesin pencari Google. Perlu diketahui, asalkan selektif dalam memilih sumber informasi, ber-googling telah sah diakui sebagai salah satu metode dalam mencari referensi formal. Maka itu, yang pertama kali saya googling adalah situs resmi milik pemerintah Ethiopia, baru googling ke situs-situs lain.
Dengan kata kunci “ethiopia official website” saya mendapatkan hasil googling www.ethiopia.gov.et (Ethiopian Government Portal), dari kata kunci “ethiopia tourism official website” saya dapatkan hasil www.ethiopia.travel (Ethiopian Tourism Organization) dan www.moct.gov.et (Ministry of Culture and Tourism).
Dari situs-situs resmi yang dikelola pemerintah Ethiopia dan dari beberapa situs lain sebagai penunjang, saya mendapatkan banyak informasi menarik tentang Danakil Depression di Ethiopia.
Danakil Depression adalah gurun di daerah gunung berapi di timur laut Ethiopia, membentang dari gunung api Dallol ke danau Assal, dekat perbatasan Ethiopia dengan negara Eritrea. Luas gurun ini mencapai 100.000 kilometer persegi. Terdapat sekitar 30 gunung berapi aktif dan tidak aktif di sini.
Danakil adalah tempat yang sangat ekstrim. Merupakan satu dari delapan titik terendah di planet ini yang tidak tertutup air. Berada pada ketinggian 80 meter sampai 155 meter di bawah permukaan laut…! Sekali lagi, di bawah permukaan laut… Bukan di atas permukaan laut..!.
Dengan medan yang kering dan gersang, Danakil adalah tempat dengan suhu rata-rata tertinggi di muka Bumi. Suhu rata-ratanya adalah 34 derajat Celcius, dan meningkat ke 55 derajat Celcius di musim panas. Suhu tertingginya bisa mencapai 63 derajat Celcius.
Danakil merupakan tempat yang spektakuler. Sebuah lanskap aneh dan misterius, dengan mata air panas beracun, aliran lava beku berwarna hitam, dan cekungan-cekungan garam besar yang tersisa dari danau kuno. Danakil merupakan salah satu tempat dengan tektonik paling aktif di planet ini, dengan danau-danau kawahnya yang kaya mineral, membuat air dan tanahnya beraneka warna.
Tambang Garam dan Mineral
Di gurun ini telah terjadi banjir berulang kali, masuknya air laut dari Laut Merah, saat proses retakan bumi berlangsung. Diperkirakan daerah ini akhirnya terpisahkan dari Laut Merah sekitar 30.000 tahun yang lalu, ketika aktivitas vulkanik di bagian utara menciptakan hambatan masuknya air laut.
Setelah setiap episode banjir, terjadi penguapan air laut karena geothermal (energi panas bumi) dan panas matahari, sehingga penguapan air ini meninggalkan endapan tebal garam. Selain itu proses pembentukan aneka mineral terjadi disebabkan aktifitas magma panas yang keluar dari kerak bumi kemudian bercampur dengan air tanah, lalu mengalami pengkristalan (proses hidrothermal).
Endapan garam dan aneka mineral di gurun ini bertingkat dan berlapis-lapis. Pengendapan karbonat, sulfat dan klorida garam natrium, kalsium, magnesium dan kalium, terjadi pada berbagai tahap proses penguapan. Endapan ini mencapai ketebalan puluhan bahkan ratusan meter.
Deposito besar garam dan mineral di Danakil ditemukan di wilayah gunung api Dallol pada tahun 1906. Potensi ini menarik perusahaan-perusahaan tambang mineral untuk beroperasi di sini. Perusahaan-perusahaan itu adalah Compagnia Mineraria Coloniale dari Italia (1906-1929), Dallol Co dari Asmara (1951-1953), Ralph M. Parsons dari Amerika (1959-1968), dan Salzdetfurth AG (SAG) dari Jerman (1968-1969).
Namun, penambang yang paling konsisten di gurun Danakil adalah suku Afar, penduduk lokal yang tinggal di sana dan telah menambang garam sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Sampai hari ini mereka masih menambang garam secara tradisional, menggunakan kapak untuk memotong-motong garam dalam bentuk lembaran besar, dipotong lagi menjadi persegi berbentuk ubin dengan standar ukuran tertentu, ditumpuk, diikat, dan dinaikkan ke punggung onta dan keledai.
Setiap harinya sekitar 2000 ekor onta dan 1000 ekor keledai beraktifitas mengangkut garam, membawanya ke kota terdekat, yaitu sekitar 70 km dari lokasi tambang garam, untuk kemudian didistribusikan lebih lanjut ke seluruh penjuru negeri Ethiopia bahkan ke luar negeri.
Blue Fire Dallol
Dallol adalah gunung berapi di gurun Danakil yang berada jauh di bawah lapisan tebal garam. Di permukaan hanya nampak seperti danau dan kolam belerang air panas beraneka warna. Dallol berada pada ketinggian 116 meter di bawah permukaan laut. Menjadi titik terendah dengan lubang ventilasi berisi genangan air yang menghubungkan permukaan bumi dan inti bumi.
Dallol merupakan tempat yang memiliki pemandangan paling berwarna-warni di muka bumi ini. Kegiatan vulkanik aktif di perut bumi mendorong bergeraknya uap air panas kaya mineral, yang kemudian mengkristal mengendap di permukaan, dan menciptakan pelangi mineral.
Kawah Dallol adalah tempat yang berbahaya untuk dikunjungi. Di permukaannya tertutup oleh lapisan garam dan mineral yang mengerak, namun beberapa inci di bawahnya adalah kolam air panas yang sangat asam. Tak jarang kawah melepaskan gas beracun.
Terkadang panas dari magma terlepas keluar dari kawah bercampur dengan debu belerang. Saat suhu yang tinggi dan debu belerang ini terjadi kontak dengan udara, terbakarlah debu belerang, menghasilkan api berwarna biru yang bisa terlihat saat gelap, seperti halnya api biru di Kawah Ijen.
Olivier Grunewald telah mendokumentasikan fenomena blue fire Dallol ini. Menurutnya kejadian debu belerang yang terbakar ini bisa berlangsung selama beberapa hari, dan adanya blue fire Dallol adalah fenomena yang sangat jarang. Artinya, tidak setiap saat bisa dijumpai di Dallol.
Foto-foto unik blue fire Dallol karya Olivier Grunewald pun mendunia, dan banyak terpampang di berbagai media Perancis maupun media internasional, baik media online maupun media cetak.
Dan mungkin karena sama-sama bertema api biru, banyak media online yang membuat posting tentang blue fire Kawah Ijen, namun ternyata yang ditampilkan sebagai foto pendukung adalah foto-foto blue fire Dallol ini. Terutama ini banyak terjadi di website-website Indonesia.
Ada Berapa Blue Fire di Dunia
Jadi kesimpulannya, ada berapa blue fire di dunia? Apakah benar hanya ada blue fire Kawah Ijen Banyuwangi dan blue fire Dallol saja?
Fenomena blue fire seringkali muncul di gunung berapi yang meletus, sebagai serabut atau bulu-bulu dari letusan gunung api, saat ledakan abu terjadi. Selain itu catatan sejarah zaman kuno menuliskan adanya api biru di lereng selatan Gunung Vesuvius, Italia, gunung berapi yang menghancurkan kota Pompei, dan api biru di Pulau Vulcano yang berada di lepas pantai Sisilia.
Catatan lain menyebutkan, di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat, fenomena api biru pernah terjadi saat kebakaran hutan. Panas dari kebakaran melelehkan belerang di sekitar ventilasi hidrotermal, jalur rekahan yang menghubungkan permukaan bumi dan inti bumi, dan menciptakan api berwarna biru.
[ls_highlight color=”red”]Jadi, bila ada yang mengatakan fenomena api biru Kawah Ijen hanya ada 2 di dunia, yaitu di Kawah Ijen dan di Islandia, saya pastikan bahwa informasi itu tidak benar, hoax..!![/ls_highlight]
Info yang valid adalah: Fenomena blue fire di dunia yang bisa dijumpai setiap hari hanya ada satu, yaitu blue fire di Kawah Ijen Banyuwangi, Indonesia.
Fenomena blue fire yang kadang-kadang terjadi adalah blue fire Dallol di Danakil Depression Ethiopia. Blue fire yang muncul pada kejadian tertentu adalah saat peristiwa gunung berapi meletus. Blue fire lain yang pernah terjadi adalah saat kebakaran hutan di Taman Nasional Yellowstone. Blue fire yang tercatat di sejarah kuno adalah api biru di Gunung Vesuvius Italia, dan di Pulau Vulcano.
Demikianlah aneka informasi valid tentang fenomena blue fire di dunia yang telah saya kumpulkan dari berbagai referensi situs-situs resmi dan terpercaya di internet, sebagai sebuah koreksi, sekaligus mengkritisi kurangnya perhatian dan lemahnya keakurasian data kita.
Jadi, kesalahan dan ketidakakuratan informasi tentang blue fire Kawah Ijen memang telah terjadi selama bertahun-tahun, dan menjadi kesalahan massal. Maka, sesuai dengan semangat gerakan anti hoax dan berita bohong, perlulah kita teruskan informasi yang benar ini kepada publik.
Baca juga: Paket Wisata Banyuwangi 3h2m (Ijen, Baluran, Bangsring, Pulau Merah dan Teluk Ijo)
Anda berminat ikut membantu meluruskan info yang salah tentang blue fire Kawah Ijen, yang selama ini sudah terlanjur dimuat di ribuan website, tercantum di tulisan-tulisan berbagai media cetak, maupun tercetak di berbagai alat promosi pariwisata Kabupaten Banyuwangi..?
Silahkan bantu share tulisan ini kepada teman-teman, relasi, dan keluarga Anda…
Banyuwangi, 12-01-2017
Bachtiar Djanan M.