Adat istiadat Lombok sangatlah beragam. Kesenian dan kebudayaan Lombok dikenal unik dan memiliki ciri khas walaupun terdapat beberapa kesamaan dengan seni budaya Bali dan Jawa. Bukan hanya karena letak geografisnya yang berdekatan, tetapi juga seiring bergantinya kekuasaan kerajaan pada waktu itu.
Lombok pernah dikuasai oleh kerajaan Majapahit dan bergantian dengan kerajaan Bali. Sedangkan letak geografis yang berseberangan membuat masyarakatnya dengan mudah berpindah tempat dan membawa kebudayaan baru.
Seni Budaya Lombok lahir dari pesan para leluhur yang mengandung nilai-nilai luhur. Nilai sebagai pedoman generasi penerus dalam memaknai yang ada di sekitar secara bijak. Pesan ini yang kemudian dikemas melalui beragam seni dan budaya yang masih dilestarikan sampai saat ini.
Rumah Adat Lombok
Kebudayaan Lombok dalam wujud bangunan fisik bisa kita saksikan pada arsitektur rumah adat Lombok, yaitu rumah ada suku Sasak, yang masih bisa kita jumpai di Desa Adat Sasak Sade, dan Desa Adat Sasak Ende.
Rumah Adat Suku Sasak ini dindingnya terbuat dari anyaman bambu, tiangnya terbuat dari kayu, dan atapnya terbuat dari alang-alang kering. Lantai rumah ini terbuat dari tanah liat yang dicampur sekam padi. Cara penduduk desa merawat rumahnya juga terbilang tidak biasa. Mereka menggunakan kotoran kerbau yang dicampur air untuk membersihkan lantai. Hal ini dipercaya dapat mengusir serangga dan juga hal – hal mistis yang dapat menganggu penghuni rumah.
Upacara Adat Lombok
Berbagai upacara adat Lombok juga masih banyak bisa kita jumpai di daerah yang memiliki julukan Pulau Seribu Masjid ini. Baik tradisi adat Lombok yang berbasih agama, maupun aneka tradisi untuk momen-momen tertentu.
Tradisi dan ritual yang masih ada di Lombok, antara lain: ritual Rebo Bontong yang dilakukan pada hari Rabu di Minggu terakhir bulan Safar, Upacara Bau Nyale (perburuan cacing laut) yang dilakukan masyarakat Lombok Tengah, Peresean sebagai ritual meminta hujan pada musim kemarau, Roah Segara dilaksanakan pada bulan Muharram oleh masyarakat Lombok Barat.
Tradisi unik lainnya adalah Tradisi Kawin Culik. Ketika seorang lelaki akan menikahi perempuan, sang laki-laki akan meculik perempuan untuk kemudian di sembunyikan di rumah kerabatnya. Keesokannya baru pihak laki-laki mengutus salah satu keluarganya untuk datang memberitahu ke pihak keluarga perempuan bahwa anak perempuannya semalam telah diculik oleh anak laki-lakinya. Setelah itu pihak keluarga perempuan akan menikahkan anaknya dengan laki-laki yang menculik anaknya tersebut.
Kesenian Lombok
Kesenian Lombok yang paling terkenal adalah kesenian gandrung Lombok. Jika dilihat secara sekilas, tari tradisional ini mirip dengan tari gandrung yang berasal dari Banyuwangi dan Bali. Namun terdapat perbedaan pada kostum, gerakan, serta cara penyajian itu sendiri.
Sebagai salah satu kesenian tradisional, tari gandrung Lombok nyatanya sudah populer sebelum kerajaan Lombok yang teakhir jatuh pada tahun 1894. Dahulu tarian ini ditampilkan untuk menghibur para prajurit ketika pulang dari perang. Seiring berkembangnya zaman, tarian ini dijadikan sebagai hiburan rakyat yang memiliki nilai sejarah.
Kesenian khas Lombok Lainnya ada kesenian Lenggo, kesenian Rudat yang ditampilkan di berbagai peringatan Hari Besar Islam, Kesenian Sentek Panguri untuk memberikan semangat kepada Sultan Sumbawa Dewa Masmawa, dll.
Musik Tradisional Lombok
Suku Sasak memiliki beragam musik tradisional yang biasanya dimainkan saat melangsungkan pertunjukan seni atau penyelenggaraan acara-acara adat. Genggong Lombok contohnya, alat musik tiup ini mengeluarkan suara tinggi yang disebut geng dan suara rendah yang disebut gong. Dimainkan secara berpasangan antara laki–laki untuk suara tinggi dan perempuan untuk suara rendah.
Alat Musik Tradisional Lombok Lainnya adalah Gendang Beleq yang berupa gendang besar. Gendang Beleq dimainkan secara berkelompok membentuk orkestra. Orkestra Gendang Beleq terdiri dari dua Gendang Beleq yang disebut mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan) yang berfungsi sebagai pembawa dinamika. Juga terdiri atas sebuah Gendang Kodeq (gendang kecil), perembak belek dan perembak kodeq sebagai alat ritmis, gong dan dua buah reog, yakni reog nina dan reog mama sebagai pembawa melodi. Pemain Gendang Beleq memainkan Gendang Beleq sambil menari. Pemain Gendang beleq terdiri dari 13 sampai 17 orang. Jumlah tersebut menunjukan jumlah rakaat dalam shalat (ibadah umat Islam).