Kampong Kopi Lerek Gombengsari

Kampong Kopi Lerek Gombengsari

Kampong Kopi Lerek Gombengsari

KOPI LEGO atau Kampong Kopi Lerek Gombengsari adalah penyebutan populer untuk lingkungan (dusun) Lerek, sebuah area perkebunan kopi di Banyuwangi yang dimiliki oleh masyarakat, yang berada di lereng gunung Ijen, di wilayah kelurahan Gombengsari, kecamatan Kalipuro.

Kebun kopi Banyuwangi memang cukup luas. Total terdapat 10.833 hektar luas perkebunan kopi di Banyuwangi. Dari total luasan tersebut, 5.445 hektar adalah perkebunan milik perusahaan, dan 5.388 hektar adalah perkebunan kopi milik rakyat, dengan hasil 7.992 ton kopi per tahun (2014.)

Untuk di kecamatan Kalipuro, terdapat 1.220 hektar kebun kopi, dengan kapasitas produksi 1.301,62 ton per tahun, yaitu 16,29% dari total produksi kopi yang dihasilkan di Banyuwangi (data Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kab Banyuwangi, tahun 2014).

Kopi Ijen

Pada era kolonial, Belanda pertama kali membawa dan menanam bibit kopi di Indonesia pada tahun 1696, di Batavia. Sedangkan di Jawa Timur, di area gunung Ijen, sekitar tahun 1870-an tanaman kopi pertama kali ditanam di gunung Blau (sekarang disebut Belawan, dari kata Blau-an).

Menurut catatan Belanda, rumah administratur di Blawan dibangun pada tahun 1895, hampir bersamaan dengan pembangunan pabrik di sebelahnya. Masih di sekitar kaki gunung Ijen, pemerintah Hindia Belanda kemudian membangun kebun kopi Jampit pada tahun 1927.

Kebun Gombengsari

Tak jauh dari masa itu, dibangunlah perkebunan kopi di Banyuwang milik Belanda, yaitu di wilayah Kaliklatak, Gombengsari. Saat itu pekerja-pekerja perkebunan kebanyakan didatangkan dari Madura, dan sebagian diambil dari warga setempat.

Lambat laun para pekerja perkebunan kopi Kaliklatak ini memiliki sendiri lahan-lahan di luar kebun, sebagai tempat tinggal mereka. Awalnya lahan-lahan mereka hanya ditanami jagung, di kemudian hari masyarakat mulai menanam kopi, yang semula hanya ditanam sebagai tanaman batas, sampai kemudian berkembang kopi menjadi tanaman utama.

Saat ini di wilayah Kelurahan Gombengsari terdapat 1.013,53 hektar area perkebunan (ditanami kopi, karet, cengkeh, kakao) milik perusahaan PT Perkebunan Kaliklatak, dan sekitar 850 hektar perkebunan milik rakyat.

Pengembangan KOPILEGO

Untuk wilayah lingkungan (dusun) Lerek, Gombengsari, sekarang ada sekitar 200-an hektar kebun kopi milik rakyat. Rata-rata masyarakat desa menanam pohon kelapa sebagai naungan bagi tanaman kopi, dan berternak kambing, yang kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk untuk kebun kopi.

Semenjak akhir tahun 2015, potensi kebun kopi dan peternakan kambing di dusun Lerek ini, dikembangkan sebagai potensi agrowisata di Banyuwangi, berupa wisata kebun kopi dan wisata peternakan kambing etawa, dengan nama KOPILEGO (Kampoeng Kopi Lerek Gombengsari). Pengembangan ini dilakukan oleh kelompok tani dan para pemuda desa, yang disupport oleh gerakan HIDORA (Hiduplah Indonesia Raya).

Wisata peternakan kambing etawa dan wisata kebun kopi Banyuwangi di KOPILEGO ini diharapkan mampu menjadi potensi agrowisata di Banyuwangi, yang bisa membantu meningkatkan angka penjualan produk kopi, produk yang dihasilkan kambing etawa, maupun produk-produk lainnya.